Hari ini tanggal 1
September 2014, hari yang luar biasa indah dimana saya masih bisa merasakan
keajaiban Tuhan seperti hari-hari sebelumnya menikmati warna-warni langit timur
Matahari yang selalu mengesankan untuk saya seperti mengingatkan harapan baru
yang tidak boleh luntur oleh gelap kehidupan yang selalu berdampingan dengan
terang.
Namun tidak demikian di
hari tanggal 1 September 2010 , harapan itu lenyap di hari itu seakan matahari
enggan bersinar membawa harapannya untuk besok. Hari dan tanggal dimana saya
terakhir makan bersama dan bersenda gurau bersama Papa saya.
Malam itu Papa di
rumah tidak seperti biasanya dimana beliau adalah seorang public figure yang kebanyakan
aktivitasnya di luar rumah tidak hanya dari rumah-kantor-rumah namun beliau aktiv
melihat sesuatu yang berguna untuk orang banyak. (salam hormatku untuk para
aktivis dan pejuang untuk kepentingan orang banyak).
Malam itu papa hanya
membahas hal-hal biasa saja saya masih ingat baju yang beliau kenakan pada hari
terakhir hidupnya, tampak biasa saja beliau tidak mengeluh sedikit pun tentang
sakitnya. Kami hanya berdiskusi tentang kampung halaman, nenek yang selalu
dirindukannya dan kakak saya yang tinggal bersama nenek. Mungkin memang Papa
rindu pulang dan hanya ingin berada dipelukan bunda untuk terakhir kalinya,
namun Tuhan berkata lain Papa pergi dipelukan Mama dan saya.
Jika hari itu saya tahu
bahwa hari terakhirmu telah datang Papa saya tidak akan beranjak dari sampingmu
memelukmu erat, menciummu, mengatakan semua hal betapa cinta dan bangganya saya
kepada Papa, memuji dan memujamu seperti cinta pertama saya dan menjanjikan
hal-hal indah untukmu.
Namun saya hanyalah
anak manja yang tidak tau apa arti hidup saat itu Papa, saya belum tau rasanya
berjuang itu seperti apa dan menghargai kehidupan yang diberi sang empunya
hidup. Terlalu banyak saya melanggar aturan papa terlalu sering saya membantah
papa namun satu yang pasti Cinta papa kepada saya tidak pernah berkurang.
Hari terakhir Papa
berada di rumah, makan di meja yang sama dengan saya, menonton berita dan
sedikit berdiskusi dengan saya dan bahkan sempat menegur saya, tepatnya 4 tahun
lalu.Tuhan menegur saya lebih tepatnya mendidik anak yang dicintainya seperti
Papa yang sayang kepada anak-anaknya.
Memeluk Papa, saya hanya
bisa memeluk dalam indahnya ingatan saya tentang beliau, memujanya seperti
Cinta pertama saya di sosmed dan melakukan hal-hal yang telah beliau ajarkan
termasuk berguna bagi banyak orang, peduli dengan banyak orang dan terutama
berguna untuk Gereja.
Terima kasih Papa saya
tidak akan pernah lupa Kasih yang Papa sebar luaskan selama hidup di dunia,
saya tidak akan pernah bisa berhenti mengagumi Cinta Papa untuk Mama dan semoga
saya bisa melakukan apa yang Papa lakukan terhadap Nenek.
Memeluk Papa, hanya bisa
berdoa pada Tuhan Yesus sumber segala penghiburan sejati.
" its been four years daddy and I'm still in love with you so much day by day"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar