Senin, 01 September 2014

MEMELUK PAPA




Hari ini tanggal 1 September 2014, hari yang luar biasa indah dimana saya masih bisa merasakan keajaiban Tuhan seperti hari-hari sebelumnya menikmati warna-warni langit timur Matahari yang selalu mengesankan untuk saya seperti mengingatkan harapan baru yang tidak boleh luntur oleh gelap kehidupan yang selalu berdampingan dengan terang.

Namun tidak demikian di hari tanggal 1 September 2010 , harapan itu lenyap di hari itu seakan matahari enggan bersinar membawa harapannya untuk besok. Hari dan tanggal dimana saya terakhir makan bersama dan bersenda gurau bersama Papa saya.

Malam itu Papa di rumah tidak seperti biasanya dimana beliau adalah seorang public figure yang kebanyakan aktivitasnya di luar rumah tidak hanya dari rumah-kantor-rumah namun beliau aktiv melihat sesuatu yang berguna untuk orang banyak. (salam hormatku untuk para aktivis dan pejuang untuk kepentingan orang banyak).

Malam itu papa hanya membahas hal-hal biasa saja saya masih ingat baju yang beliau kenakan pada hari terakhir hidupnya, tampak biasa saja beliau tidak mengeluh sedikit pun tentang sakitnya. Kami hanya berdiskusi tentang kampung halaman, nenek yang selalu dirindukannya dan kakak saya yang tinggal bersama nenek. Mungkin memang Papa rindu pulang dan hanya ingin berada dipelukan bunda untuk terakhir kalinya, namun Tuhan berkata lain Papa pergi dipelukan Mama dan saya.

Jika hari itu saya tahu bahwa hari terakhirmu telah datang Papa saya tidak akan beranjak dari sampingmu memelukmu erat, menciummu, mengatakan semua hal betapa cinta dan bangganya saya kepada Papa, memuji dan memujamu seperti cinta pertama saya dan menjanjikan hal-hal indah untukmu.

Namun saya hanyalah anak manja yang tidak tau apa arti hidup saat itu Papa, saya belum tau rasanya berjuang itu seperti apa dan menghargai kehidupan yang diberi sang empunya hidup. Terlalu banyak saya melanggar aturan papa terlalu sering saya membantah papa namun satu yang pasti Cinta papa kepada saya tidak pernah berkurang. 

Hari terakhir Papa berada di rumah, makan di meja yang sama dengan saya, menonton berita dan sedikit berdiskusi dengan saya dan bahkan sempat menegur saya, tepatnya 4 tahun lalu.Tuhan menegur saya lebih tepatnya mendidik anak yang dicintainya seperti Papa yang sayang kepada anak-anaknya.

Memeluk Papa, saya hanya bisa memeluk dalam indahnya ingatan saya tentang beliau, memujanya seperti Cinta pertama saya di sosmed dan melakukan hal-hal yang telah beliau ajarkan termasuk berguna bagi banyak orang, peduli dengan banyak orang dan terutama berguna untuk Gereja. 

Terima kasih Papa saya tidak akan pernah lupa Kasih yang Papa sebar luaskan selama hidup di dunia, saya tidak akan pernah bisa berhenti mengagumi Cinta Papa untuk Mama dan semoga saya bisa melakukan apa yang Papa lakukan terhadap Nenek.

Memeluk Papa, hanya bisa berdoa pada Tuhan Yesus sumber segala penghiburan sejati.


 " its been four years daddy and I'm still in love with you so much day by day"


Tidak ada komentar: