Selasa, 21 Oktober 2014

Proletar Kecil dan Donat JCO



“sudah dapat kartu tesmu?” Tanya Renata pada Laura sahabatnya, dengan nada gembira Laura menjawab “sudah, aku tes di SMP 4, semoga kita tes di sekolah yang sama biar nanti perginya bisa sama-sama”  harapan Laura terlempar ke langit. seperti biasanya Laura adalah seorang gadis mungil yang manis dengan berjuta harapan yang akan selalu diucapkannya, dia percaya apa yang keluar dari mulutnya adalah doa tanpa lipat tangan tutup mata yang akan selalu didengar Tuhan. 

Matahari bersinar terang dari belahan bumi bagian timur, seperti tersenyum memancarkan semburat jingga di langit warna-warni. Langit tidak hanya berwarna biru saat Matahari berjumpa Bulan tapi warna-warni seperti merayakan pertemuan dan merangkul perpisahan sekejap membagi tugas sebagai benda penerang pada cakrawala.

Dua sahabat ini kemudian pergi untuk mengambil kartu tes milik Renata, kali ini Laura harus bersabar menunggu sahabatnya mengantri di loket pengambilan kartu tes melihat panjangnya antrian dan amburadulnya panitia pelaksana di kantor BKD itu emosi Renata terusik, “astaga aku kan yang duluan mengantri kenapa nama dia yang duluan dipanggil, wah tidak benar ini” keluh Renata yang sudah hampir 1 jam menunggu pada situasi yang tidak beraturan tanpa antri yang jelas. “kalau begini caranya sampai 3 jam aku nunggu namaku juga tidak akan dipanggil, panitia di loket ini sepertinya tanpa persiapan.” Sambungya. Laura hanya tersenyum dan memberi semangat pada sahabatnya yang sedang emosi itu “sabarlah cantik, kata orang untuk sesuatu yang indah pasti butuh proses.” Laura memang seorang sahabat yang sangat bisa diandalkan dalam hal curhat dan support, kata-katanya seperti oase ditengah-tengah gurun. 15 menit kemudian  “Renata Dewi Anggraini Abimanyu” teriak ibu itu. Suara lantang Renata mengiyakan akan kehadirannya yang sudah 1 jam berdiri menunggu nama lengkapnya dipanggil. 

Setelah mendapat kartu tesnya ada rasa sedikit kecewa karena tempat tesnya berbeda dengan sahabatnya Laura. Sembari menunggu jam makan siang, 2 sahabat ini pergi untuk cek lokasi mengingat mereka berdua berasal dari kabupaten dan kuliah di kota yang berbeda dengan tempatnya mengadu nasib mereka kehilangan jejak tanpa petunjuk beruntungnya zaman ini kita sudah punya GPS yang bisa mengantarkan kita ke tempat yang ingin kita tuju walaupun tanpa pernah menghirup udara disana. “sedikit lagi depan nanti belok kiri, kata GPS kita sudah dapat SMP 4 dan kamu tau apa berita baiknya ternyata SMP 4 dan SMA 1 itu saling berhadapan..hahaha, Tuhan memang lucu suka bercanda” tawa Laura disambut kegirangan Renata yang sedang asik nyetir sambil ngemil keripik emping kesukaannya “finally, kita tiba juga disini untung masih ditengah kota jadi masih dalam jangkauan, okeh tujuan selanjutnya Maaakaaann! lapar bingit eke, kita makan di Mall saja yah, lagi ngidam Pizza Hut.” Laura hanya ikut saja apa maunya Renata karena saat ini kerongkongan dan lidahnya tidak mengiginkan sesuatu yang spesifik, hanya lambungnya yang minta segera diisi sebelum si asam meningkat.

“Rena.. aku mau beli JCo buat adik sepupuku di rumah jarang-jarang kan kita makan JCo butuh 2 jam baru sampai kota lagi.,hahaa.” Sekejap saja bungkusan donat itu sudah ditangannya. 

Telepon berbunyi….

“selamat siang tante, iya saya lagi di kota sama teman, ohh tante sudah disini jg, iya kalau begitu saya pulangnya sama tante saja, saya tunggu tante di Ramedia yah, oke tante nanti telpon kalau sudah dekat.” 

Pembicaraan berakhir.. 

“jadi kamu pulang sama tante kamu, kalau begitu aku pulangnya besok saja skalian ajak sepupuku mumpung dia sudah selesai Mid” ujar Rena dengan nada setengah kecewa.

Laura menawarkan Jconya tapi renata sudah kenyang dan ada kendala pada gusinya saat ini jadi tidak bisa bertemu yang manis2.. Laura memasuki toko buku itu dicarinya bagian agama mengingat renungan harian yang sering dibacanya untuk bulan ini belum ada.. didapatinya edisi September dan Oktober yang dia cari-cari karena cuttie diarynya edisi ini bagus untuk dipelajari. 

Hp berdering… laura menuruni tangga dan keluar dari Ramedia dengan sebungkus Jco ditangannya,, tanpa sengaja dia melihat kaum proletar yang duduk di jalan bersandar pada pohon dengan menggendong anak kecil perempuan dan anak laki-laki kecil disampingnya.. 

Kaki Laura sudah berada di mobil tapi hatinya melihat anak kecil kumal yang berbicara sesuatu kepada ibunya mungkin saja dia membicarakan hal-hal yang biasa ‘orang kaya’ makan.. hati Laura tertambat dan seketika itu juga dia menyerahkan sebungkus donat JCo yang seharusnya untuk adiknya.

seketika anak kecil proletar itu kegirangan sinar mata dan raut wajahnya berbinar ”Horeeee” seperti anak kecil pada umumnya yang bahagia ketika makan donat tetapi mungkin anak kecil ini menanti harapan yang selalu ada dalam doa yang diucapkannya ketika melihat anak-anak lain seusianya makan donat mahal  bahkan berharap saja pun mereka seperti bermimpi, entah kapan harapan itu akan terkabul..  

 Donat Jco itu dilahapnya dengan penuh kegirangan, ibu dan adiknya tersenyum dan bahkan sedikit malu-malu mencicipinya.

sebuah donat JCo yang tanpa sengaja ada dipikiran tetapi Tuhan punya jalan lain untuk membuat kau bahagia, melihat tawa dan senyum simpul proletar itu seperti melihat dunia yang seharusnya tidak pantas kau keluhkan, melihat itu bahagia yang sesungguhnya terasa.. 

seperti kata orang bahagia itu Tuhan sediakan tanpa perlu kau cari objeknya.. kau hanya perlu memilih untuk bahagia.. 

Di sekolah, diceritakan nasib kaum proletar di Hindia dan Negara-negara lain, dan juga mengapa nasib mereka begitu buruk. Selain itu, kita membangkitkan rasa kasihan di dalam diri mereka terhadap orang-orang hina dan kita tunjuk pada kewajiban yang harus mereka pikul pada masa mendatang, setelah mereka menjadi dewasa, untuk membela berjuta-juta kaum Proletar.”- TAN MALAKA, 1921

*** pada akhir tahun 1921, Tan Malaka menulis 2 artikel di surat kabar Soeara Ra’jat dengan headline “SI Semarang dan Onderwijs“ yang menjelaskan dasar-dasar sistem pendidikan disekolahnya yang disesuaikan dengan keperluan dan cita-cita rakyat miskin.  

Tidak ada komentar: