Rabu, 24 Juni 2015

Seperti Anjing



Akhirnya setelah sekian lama membiarkan diary ini berdebu, saya kembali lagi membukanya. Sebab tiba-tiba saja saya terpikir mengabadikan kisah anjing jantan yang tiap hari berkumpul di depan rumah mencari betinanya. Kebetulan anjing tetangga depan rumah  dan anjingku si Bolkis betina maka tak heran depan rumahku menjadi tempat sasaran empuk si pejantan yang ingin kawin.

Mereka mengganggu, sangat mengganggu. Bersahutan menggonggong, melolong, bahkan tak jarang saling menggigit. Membuat tetangga dan seisi rumahku sulit tidur. Namun entah apa yang ada dipikiran mereka, untuk mendapatkan seekor betina mereka bahkan rela digigit dan menggigit, menggonggong sepanjang malam, mungkin mereka berserenade atau mengatakan aku disini menunggumu. Kelihatan so sweet sekali yah.. haha 

Tapi mungkin anjing  itu punya naluri players yang senang sekali menunjukkan perjuangannya untuk sekedar mendapatkan perhatian betinanya atau bahkan melakukan segala cara agar bisa kawin dengan betina incarannya. Nah lalu setelah kawin, anjing itu pergi meninggalkan betinanya, Hanya sesekali saja datang melihat dan pada musim kawin selanjutnya dia akan melakukan hal yang sama untuk anjing betina lain yang berada dekat dengannya. Tak jarang saya melihat mereka sana sini menebar benihnya.

 Selama ini saya hanya memelihara anjing jantan karena mama tidak ingin anjing betina beranak di rumah dan menjadi galak, kemudian menggigit tamunya yang datang berkunjung. Tetapi kemudian saya menemukan alasan lain, jika kamu memelihara anjing betina maka bersiaplah pada musim kawin, anjing jantan sekompleks mendatangi rumahmu tanpa sopan santun dan itu mengganggu.
Anjing terkenal hewan yang setia. Tapi, setia pada tuannya. Jika kamu tak bisa menjadi tuannya maka dia akan pergi. Jika kamu hanya menjadi teman kawinnya bersiaplah untuk ditinggalkannya. Dan jika kamu sudah berhasil menjadi tuannya, jangan bahagia dulu, anjing setia sama tuannya tapi tidak dengan teman kawinnya. Dia boleh tinggal menjagamu siang malam tapi ketika musim kawin datang, dia akan mencari betinanya yang baru. 

Kemudian, saya teringat seorang ibu-ibu setengah baya pernah berkata demikian: “laki-laki itu ibarat anjing, makanya perempuan yang harus control” – nasehat berpacaran.
Saat itu saya ingin sekali berbantah dengannya, tetapi sudahlah saya cukup mengiyakan saja.
Pikirku, kalau laki-laki itu ibarat anjing maka Tuhanku bagaimana bentuknya? Bukankah kita diciptakan menurut gambar rupanya?

Lalu, bagaimana dengan tulang rusuk laki-laki yang ada padaku, apakah aku harus merasa direndahkan karena rusuk ini, ibarat rusuk seekor hewan? Bukankah kita ini manusia ciptaan paling mulia?

Kalau laki-laki ibarat seekor anjing, bagaimana bisa saya bercinta dengannya sementara kepala saya membayangkan seekor anjing.. hih.. 

Hey laki-laki, berhentilah membuat dirimu diibaratkan seperti anjing oleh kaum ibu-ibu setengah baya yang sedang menasehati anaknya berpacaran. Kalian makhluk mulia dan sexy (smart) yang pernah diciptakan Tuhan. Saya tak tega kalian direndahkan seperti itu padahal kalian yang memberi saya tulang rusuk. (Tapi bukan alasan untuk merendahkan saya dan menganggap perempuan hanya sebagai objek).

Jangan mau terpaku dengan pepatah lama. Laki-laki bukan anjing dan perempuan tidak harus memahami dan mengerti kalau laki-laki itu ibarat anjing. Perempuan dipaksa sabar dan menerima kalau sejak dari dulu memang seperti itulah laki-laki. Saya menolak dengan nalar saya. seorang manusia direndahkan ibarat hewan yang diciptakan oleh firman saja. Sementara Tuhan berkarya luar biasa dalam menciptakan ADAM,mengambil debu tanah menciptakannya menurut gambar dan rupanya lalu menghembuskan nafas Tuhan kepadanya. Bahkan HAWA hanya diambil dari tulang rusuknya Adam.  

Seandainya semua laki-laki bisa menyadari kalau dirinya adalah karya luar biasa yang pernah Tuhan ciptakan, mungkin dia tidak akan menajiskan dirinya direndahkan dan diibaratkan oleh pepatah lama itu.

Hey, anak ADAM kalian adalah Mahakarya Tuhan,tolong jangan membuat dirimu diibaratkan seperti anjing, yang bisa kawin sana sini tanpa tanggung jawab dan seenaknya pergi.
 

Tidak ada komentar: