Akhirnya setelah sekian lama membiarkan diary ini berdebu,
saya kembali lagi membukanya. Sebab tiba-tiba saja saya terpikir mengabadikan
kisah anjing jantan yang tiap hari berkumpul di depan rumah mencari betinanya. Kebetulan
anjing tetangga depan rumah dan anjingku
si Bolkis betina maka tak heran depan rumahku menjadi tempat sasaran empuk si
pejantan yang ingin kawin.
Mereka mengganggu, sangat mengganggu. Bersahutan menggonggong,
melolong, bahkan tak jarang saling menggigit. Membuat tetangga dan seisi
rumahku sulit tidur. Namun entah apa yang ada dipikiran mereka, untuk
mendapatkan seekor betina mereka bahkan rela digigit dan menggigit,
menggonggong sepanjang malam, mungkin mereka berserenade atau mengatakan aku
disini menunggumu. Kelihatan so sweet sekali yah.. haha
Tapi mungkin anjing itu punya naluri players yang senang sekali
menunjukkan perjuangannya untuk sekedar mendapatkan perhatian betinanya atau
bahkan melakukan segala cara agar bisa kawin dengan betina incarannya. Nah lalu
setelah kawin, anjing itu pergi meninggalkan betinanya, Hanya sesekali saja
datang melihat dan pada musim kawin selanjutnya dia akan melakukan hal yang
sama untuk anjing betina lain yang berada dekat dengannya. Tak jarang saya
melihat mereka sana sini menebar benihnya.
Selama ini saya hanya memelihara
anjing jantan karena mama tidak ingin anjing betina beranak di rumah dan
menjadi galak, kemudian menggigit tamunya yang datang berkunjung. Tetapi
kemudian saya menemukan alasan lain, jika kamu memelihara anjing betina maka
bersiaplah pada musim kawin, anjing jantan sekompleks mendatangi rumahmu tanpa
sopan santun dan itu mengganggu.
Anjing terkenal hewan yang setia. Tapi, setia pada tuannya.
Jika kamu tak bisa menjadi tuannya maka dia akan pergi. Jika kamu hanya menjadi
teman kawinnya bersiaplah untuk ditinggalkannya. Dan jika kamu sudah berhasil
menjadi tuannya, jangan bahagia dulu, anjing setia sama tuannya tapi tidak
dengan teman kawinnya. Dia boleh tinggal menjagamu siang malam tapi ketika
musim kawin datang, dia akan mencari betinanya yang baru.
Kemudian, saya teringat seorang ibu-ibu setengah baya pernah
berkata demikian: “laki-laki itu ibarat anjing, makanya perempuan yang harus
control” – nasehat berpacaran.
Saat itu saya ingin sekali berbantah dengannya, tetapi
sudahlah saya cukup mengiyakan saja.
Pikirku, kalau laki-laki itu ibarat anjing maka Tuhanku
bagaimana bentuknya? Bukankah kita diciptakan menurut gambar rupanya?
Lalu, bagaimana dengan tulang rusuk laki-laki yang ada
padaku, apakah aku harus merasa direndahkan karena rusuk ini, ibarat rusuk
seekor hewan? Bukankah kita ini manusia ciptaan paling mulia?
Kalau laki-laki ibarat seekor anjing, bagaimana bisa saya
bercinta dengannya sementara kepala saya membayangkan seekor anjing.. hih..
Hey laki-laki, berhentilah membuat dirimu diibaratkan
seperti anjing oleh kaum ibu-ibu setengah baya yang sedang menasehati anaknya
berpacaran. Kalian makhluk mulia dan sexy (smart) yang pernah diciptakan Tuhan.
Saya tak tega kalian direndahkan seperti itu padahal kalian yang memberi saya
tulang rusuk. (Tapi bukan alasan untuk merendahkan saya dan menganggap
perempuan hanya sebagai objek).
Jangan mau terpaku dengan pepatah lama. Laki-laki bukan
anjing dan perempuan tidak harus memahami dan mengerti kalau laki-laki itu
ibarat anjing. Perempuan dipaksa sabar dan menerima kalau sejak dari dulu
memang seperti itulah laki-laki. Saya menolak dengan nalar saya. seorang
manusia direndahkan ibarat hewan yang diciptakan oleh firman saja. Sementara
Tuhan berkarya luar biasa dalam menciptakan ADAM,mengambil debu tanah
menciptakannya menurut gambar dan rupanya lalu menghembuskan nafas Tuhan
kepadanya. Bahkan HAWA hanya diambil dari tulang rusuknya Adam.
Seandainya semua laki-laki bisa menyadari kalau dirinya
adalah karya luar biasa yang pernah Tuhan ciptakan, mungkin dia tidak akan
menajiskan dirinya direndahkan dan diibaratkan oleh pepatah lama itu.
Hey, anak ADAM kalian adalah Mahakarya Tuhan,tolong jangan
membuat dirimu diibaratkan seperti anjing, yang bisa kawin sana sini tanpa tanggung
jawab dan seenaknya pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar