Selasa, 05 September 2017

Dear GALUH,



Dear Galuh,

Mungkin tulisan ini sedikit alay, atau drama, seperti kata-kata yang selalu kamu bilang setiap kali aku bertindak bodoh atau berpikir aneh sendiri. Haha 

Tapi kamu harus tau untuk menjalani hubungan jarak jauh dalam selang waktu bertahun-tahun dengan krisis rasa percaya, tidak akan pernah mudah bagi wanita. Apalagi untuk saya, anak bungsu manja yang terbiasa disediakan, kalau kata mama si anak instan yang tidak mau susah. *gayamu mon

Sebenarnya, tidak ada rencana untuk menulis ini. Tapi, saya senang  akhirnya kamu terbang ke Papua ke tempat mimpimu bermula. Selama hampir 3 tahun menjalani hubungan berjarak ini, setiap mimpi yang kamu sebut, meskipun sesumbar tapi selalu kubawa di setiap doa yang ku panjatkan. 

Ketika Ishipmu selesai dulu, aku Cuma bisa berharap semoga bisa ketemu lagi,entah cara Tuhan seperti apa mempertemukan kita lagi, kamu bercerita tentang rencanamu ke depan, dalam bimbang antara ke perusahaan, RS, bikin klinik sendiri atau tambang. Saking bodohnya ga bisa tanggapi kamu, saya bertanya ke sepupu saya yang ditambang soal lowongan untukmu, tapi katanya lebih baik PTT dulu biar ilmunya berkembang dengan kasus yang banyak, biar bisa terlatih berbicara di depan masyarakat segala umur, dan sepertinya keputusanmu Tuhan berkati, untuk PTT dulu.

Semasa PTT, ini waktu paling galau menurutku untuk kamu dan kita. Bagaimana kamu akhirnya merasa kecewa dengan permainan politik disana, yang akhirnya kamu dikorbankan, sampai kamu sabar dan menerima setahun mengabdi disana. Aku mencoba menguatkan, mungkin Tuhan lagi menguji kesabaranmu, dan control emosimu, diawal kamu PTT dulu. Dan benar adanya, kamu mengeluh tiap hari soal lingkunganmu yang membuatmu tidak nyaman, entah SDMnya, fasilitasnya dan banyak lagi. Dan semasa PTT setahun di tempat gak enak itu, hubungan kita juga sempat renggang, belum lagi pikiranmu ke adekmu, masa itu kalau aku ingat lagi mungkin memang masa peremukkan yang Tuhan sediakan untuk dilewati setiap org percaya. Tidak akan pernah mudah.

Tanpa terasa setahun berlalu, kabar baik mulai perlahan datang. Kamu pindah ke tempat baru, tempat yang lebih layak, dan sesuai dengan awal rencanamu kesana, “yang ada perawatannya” katamu waktu itu. Tuhan memang baik asal kita mau sabar dan mengikuti hikmatnya.  Namun, kamu masih belum puas dengan apa yang kamu dapatkan. Mulai berpikir untuk hengkang secepatnya dari sana, karena kamu masih belum cocok dengan system kerja  dan pemerintahannya. Sempat kamu cerita mau ke ntt,atau sorong. Bahkan lamaranmu sudah sampai kesana dengan kiriman kilat itu. Tapi jujur aku kurang setuju kalau kamu pindah dengan status yang sama PTT. 

Setiap kamu bercerita keinginanmu untuk pindah, setelah tutup telpon saya khusuk membawanya dalam doa, semoga kamu diberi jalan untuk masa depanmu,dan maaf dengan jujur saya bilang ke Tuhan “tidak usah PTT lagi Tuhan. Namun sesuatu yang lebih baik dari itu, biar Galuh naik kelas.” Dan saat kamu bilang ada teman yang kerja di Freeport, tempat yang dari awal aku tau menjadi iceran kamu, aku senang dan berharap semoga ada jalan ksana. Namun satu hal Tuhan bekerja sangat luarbiasa untuk membuatmu menjadi manusia yang bermanfaat dan membuat pribadimu bertumbuh. Kamu harus sadari itu dan bersyukur untuk setiap waktu yang ada, tidak akan sia-sia. 

Akhirnya hari ini tiba, kamu dijemput pesawat yang akan membawamu ke tempat mimpimu bermula, tempat yang menjadi cita-citamu. Terakhir kamu telpon sebelum flight, dengan ketawaku yang bahagia, akhirnya bisa menemanimu memegang mimpi awalmu. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan, semoga disana kamu selalu dilindungi dan diberi hikmat olehnya untuk melakukan perbuatan yang baik, dan bermanfaat bagi sesama.  Jangan cemari Bait Allah yah mas, karena tubuhmu adalah Bait Allah. Seperti kata di profil Instagramu, jadilah garam dan terang bagi sekitar. Amin. Kamu bisa seperti itu.

Selamat mas, semangat bekerja di tempat yang baru, tempat mimpimu bermula, semoga secepatnya mimpi menjadi dokter ahli bisa kamu genggam. Carilah hikmat dan selalu mengucap syukur.  Tuhan melihat setiap usaha dan kerja kerasmu, tidak ada yang sia-sia bagi hikmat dan kemuliaan Tuhan. GBU


*cuma bermaksud flashback kisah kamu, supaya lebih bersyukur yah mas, percaya sama Tuhan.