Jumat, 29 Mei 2015

Resusitasi Satnite



Malam itu hujan memberi jeda pada bintang untuk memberi cahayanya di langit malam, kala itu seorang wanita muda tengah bersiap menunggu hari yang selalu dirindukannya. Bintang tampak bersinar, malam menjadi terang seperti pagi yang selalu memberi awal yang baru.

Hari itu sejumput harapan tiba di depan matanya, hatinya lirih menanti harapan yang sudah bertahun-tahun ada di dalam mimpinya. Sesosok anak Adam datang menghampiri  tepatnya malam minggu, waktu yang konon sakral bagi sebagian anak muda yang dimabuk asmara sekaligus menjadi hari keramat bagi anak muda yang galau karena sendiri.

Gadis itu bersolek sambil menunggu harapan itu tiba, berdiskusi dengan cermin, memoles wajah yang bersinar tak biasa. Bahagia itu tak bisa disembunyikan oleh mata, raut muka berbicara tanpa kata. 

Malam minggu ini berbeda dari malam minggu sebelumnya, penantian bertahun-tahun yang membuatnya berbeda. Apa artinya istimewa ketika itu menjadi sebuah rutinitas? Malam ini istimewa karena dihiasi harapan, abu-abu, penantian, dan rindu. akhhh…

Bertemu di malam minggu yang tak biasa, bertemu mata, bersentuh tangan, memecah tawa yang mati suri oleh penantian. Saat itu rindu menjadi pemeran utama memberi detak pada penantian dan harapan yang abu-abu.

Rindu menahan detak yang hampir habis oleh jarak, harapan memompa darah abu-abu yang hampir membeku oleh penantian, dan Kamu adalah kekuatan yang mampu menghidupkannya.

Resusitasi satnite aku hidup lagi.. seloroh hati yang hampir mati..
 

Tidak ada komentar: